Pendahuluan/Sejarah
Pulau Bali mungkin lebih dikenal daripada negara
Indonesia. Kata "Bali" memberi kesan kepada kita tentang sebuah surga
tropis. Keindahannya, penduduknya yang ramah, kesenian, dan tariannya
yang indah, telah menjadikan Bali sebagai sebuah tujuan wisata favorit
bagi jutaan turis dari berbagai belahan dunia. Di "Pulau Dewata" inilah
tempat tinggal suku Bali. Namun, orang-orang Bali dapat juga dijumpai di
sekitar pulau Lombok, Lampung, Sulawesi, Kalimantan Selatan, Sumbawa,
dan Papua.
Bagaimanakah Kehidupan Mereka?
Pada umumnya, orang Bali hidup berdampingan di
desa-desa yang sangat terkait yang memiliki hubungan-hubungan
kekeluargaan, sosial, keagamaan, dan ekonomi. Banyak interaksi yang
terbangun di desa, berpusat pada pemujaan Hindu di pura-pura dan gotong
royong pertanian di lahan-lahan sekelilingnya. Orang Bali terbagi ke
dalam dua kelompok yang berbeda, yakni "Bali Aga" (Orang Bali asli) dan
"Bali Majapahit" (yang berasal dari kerajaan Majapahit, Jawa). Bali
Majapahit menempati bagian terbesar di pulau itu dan berlokasi di
dataran rendah. Mata pencaharian utama orang Bali adalah bertani padi.
Sistem irigasi mereka disebut "subak" (pembagian sumber-sumber air).
Solidaritas di antara mereka yang berbagi air terlihat dalam
pertemuan-pertemuan dan upacara-upacara keagamaan mereka. Keindahan
alami Pulau Bali dan kekhasan budaya orang Bali, telah memberikan
dorongan untuk usaha-usaha industri pariwisata yang meledak. Wajah pulau
itu telah diubah dengan pembangunan hotel-hotel berbintang, toko-toko
suvenir, dan industri-industri pariwisata terkait lainnya. Seiring
dengan perubahan ini, berbagai macam peluang kerja telah bermunculan.
Orang Bali terkenal di dunia karena keahlian seni mereka. Banyak desa di
Bali mengkhususkan diri untuk satu bentuk kesenian tertentu.
Bakat-bakat seni mereka dapat dilihat pada berbagai kreasi lukisan,
ukiran, pahatan, tarian, dan tenunan.
Apakah Kepercayaan Mereka?
Hindu adalah agama utama orang Bali. Meskipun Hindu
telah banyak memengaruhi budaya mereka, orang Bali telah mengelola
keaslian budaya mereka, sehingga Hindu Bali berbeda dengan Hindu India.
Orang-orang Hindu Bali percaya bahwa ada satu dewa yang dapat dijelaskan
dengan Trimurti, sebuah konsep dari tiga aspek Tuhan: Brahma, Sang
Pencipta; Wisnu, Sang Pemelihara; dan Siwa, Sang Perusak. Orang Bali
mempraktikkan Panca Yadnya atau lima upacara: 1) Manusia Yadnya
(upacara-upacara daur kehidupan); 2) Putra Yadnya (upacara-upacara
leluhur); 3) Dewa Yadnya (upacara-upacara bagi dewa-dewa penyelamat
dunia); 4) Resi Yadnya (penahbisan imam/pendeta); dan 5) Buta Yadnya
(upacara-upacara untuk melindungi diri dari roh-roh jahat). Dampak Hindu
terlihat di seluruh wilayah Bali. Misalnya, setiap lingkungan
menyediakan suatu "dadia" (kuil bersama). Baik anggota keluarga maupun
kelompok umat yang lebih luas, menggunakan kuil ini untuk
mempersembahkan sesaji berupa berbagai jenis makanan dan bunga kepada
para dewa mereka.
Apakah Kebutuhan-Kebutuhan Mereka?
Kebutuhan besar di Bali adalah suatu perencanaan
pemerintah untuk mengembangkan pariwisata. Ironisnya, tantangan utamanya
adalah mempertahankan integritas budaya Bali di hadapan kekuatan
penghancur yang sering menyertai usaha-usaha pengembangan pariwisata.
Aturan-aturan yang disusun dan dijalankan dengan baik dapat
mempertahankan keindahan dan kekhasan budaya Bali, sekaligus
mempromosikan transaksi pariwisata di masa yang akan datang. (t/Samuel)
Pokok Doa:-
Doakan Pulau Bali, agar tetap dapat menjadi salah satu daerah tujuan pariwisata di Indonesia.
-
Doakan orang-orang percaya di Bali, agar berani bersaksi tentang Kristus bagi masyarakat di sekelilingnya.
-
Doakan gereja-gereja di Pulau Bali, agar terus bersatu hati dan berperang melawan "roh-roh teritorial" di pulau itu.
-
Doakan agar orang-orang Bali yang belum percaya Kristus, mengalami jamahan dan lawatan kasih Kristus.
-
Doakan agar wisatawan-wisatawan Kristen yang berkunjung di Bali, dapat menampilkan nilai-nilai kekristenan yang benar dalam kunjungan wisata mereka.
0 komentar:
Posting Komentar