Orang-orang Sikaritai bertempat tinggal di Papua,
provinsi paling timur di Indonesia. Bahasa mereka disebut bahasa
Sikaritai. Bahasa ini digunakan sebagai bahasa percakapan oleh sebagian
pengguna bahasa lain. Orang-orang Sikaritai tinggal di empat pedesaan
kecil sekitar sungai Idenburg dan Rouffaer yang mengalir ke sungai
Mamberamo dan berjarak 250 km dari sebelah barat kota Jayapura. Sebagian
besar daerah mereka cukup datar dan berawa.
Orang Sikaritai mencari nafkah dengan berburu dan
mengumpulkan bahan makanan di hutan, menanam sayuran di kebun, dan
menangkap ikan di sungai. Mereka biasanya memakai air sungai untuk minum
dan mencuci. Daerah Sikaritai tidak terjangkau oleh listrik dan
telepon. Alat transportasi utama mereka adalah perahu di sepanjang
sungai-sungai yang berkelok-kelok atau berjalan kaki. Mereka membangun
rumah dari bahan-bahan yang mereka peroleh dari hutan.
Sebagian besar anak-anak hanya mengenyam pendidikan
Sekolah Dasar karena tidak ada pendidikan yang lebih lanjut di daerah
mereka. Orang-orang Sikaritai terkadang menikah dengan orang dari
kelompok bahasa lain. Poligami masih umum terjadi di antara orang-orang
Sikaritai. Banyak orang memunyai dua atau tiga istri.
Agama mayoritas orang Sikaritai adalah Kristen.
Gereja telah cukup mapan di wilayah itu, tetapi di sana masih terdapat
pengaruh kuat dari agama tradisional. Hanya ada segelintir orang
Sikaritai yang menerima pelatihan untuk menjadi pendeta atau penginjil
di antara kaum sesuku mereka. Saat ini orang Sikaritai tidak memunyai
Alkitab dalam bahasa mereka, namun baru-baru ini ada tim penerjemah yang
ditugaskan untuk bekerja di antara mereka.
Orang-orang Sikaritai sangat membutuhkan pengembangan
masyarakat. Pada dasarnya mereka tidak mempunyai perawatan kesehatan
dan sumber air yang bersih. Tingkat pendidikan dan melek huruf orang
dewasa sangat rendah. Gereja juga butuh dikuatkan karena pengaruh agama
tradisional masih kuat dan poligami cukup lazim di daerah tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar