Pemuda adalah tiang negara. Pepatah ini memang ada
benarnya. Benar pula bila kita katakan pemuda adalah tiang gereja di
masa depan. Mengapa? Karena di tangan orang-orang yang masih muda
inilah terletak nasib pergerakan di masa depan. Orang-orang yang
mungkin kita anggap masih "bau kencur", tapi di masa depan mereka akan
mengemban satu tanggung jawab yang besar. Karena di pundak merekalah
terletak masa depan pergerakan yang ada.
TUHAN MEMERCAYAI VISI DAN TANGGUNG JAWAB KEPADA ORANG MUDA
Jika
kita lihat, dewasa ini sangatlah sedikit orang-orang muda yang
dipercaya mampu mengemban tanggung jawab berat dalam pelayanan.
Kebanyakan hanya dipercayai dalam masalah pendelegasian tugas. Banyak
pemimpin gereja yang cukup khawatir untuk memercayakan masalah
pelayanan yang sulit, yang menuntut konsentrasi dan tanggung jawab
besar ke pundak orang muda. Namun, Tuhan tidak demikian. Bahkan jika
kita baca di dalam firman Tuhan, banyak peristiwa di mana Tuhan
memercayakan masalah genting sebuah bangsa ke dalam tanggung jawab
orang muda. Mari kita lihat beberapa contohnya.
- Dari Kehidupan Yusuf (Kejadian 37-47)
- Dari Kehidupan Musa (Keluaran 2:11-22)
- Dari Kehidupan Daud (1Samuel 17:40-58)
- Dari Kehidupan Paulus (Kisah Rasul 26:12-23)
Jelas Yusuf mendapatkan visi ketika masih muda, 17
tahun. Dia bukan orang muda sembarangan. Tuhan memercayakan masalah
kelaparan dan kekeringan hebat ke pundak Yusuf sebagai penguasa di
Mesir. Namun, hal itu ia dapatkan bukan tanpa proses. Dia harus
menjalani beberapa proses yang sangat berat. Tapi jelas, Allah memilih
dia dan bukan pemimpin Israel waktu itu, atau malah raja Mesir.
Bayangkan betapa jauhnya Mesir! Namun, Tuhan tidak pernah salah pilih
orang. Mungkin kita berpikir, Yusuf tentu belum masuk kualifikasi. Apa
lagi dia bukan lulusan sekolah ekonomi atau mungkin pakar di bidang
pangan. Tapi Allah memberikan tanggung jawab besar itu di pundak
Yusuf. Dan Yusuf membuktikan bahwa dia orang muda yang bisa dipercaya.
Musa memang pernah mengecap betapa enaknya hidup di
istana Mesir. Namun, darahnya tetaplah seorang Ibrani. Karena itu,
jauh sebelum dia menyadari panggilan Tuhan untuk menyelamatkan
bangsanya dari penindasan, dia sudah merasakan gejolak itu dalam
dirinya. Tidak heran, dia berani membunuh orang yang tega memukul
kaumnya. Dia tidak "cuek bebek", tapi dia berani untuk mengambil
risiko. Tuhan melihat benih itu. Tuhan melihat keberanian Musa untuk
mengambil risiko. Sangat mengherankan, Tuhan tidak memercayakan
penyelamatan bangsa ini pada pemimpin Israel masa itu, tapi justru
pada orang muda yang notabene gagap dan minder. Tapi Musa membuktikan
kualitasnya, bahwa dia orang muda yang bisa dipercaya.
Daud adalah orang muda yang pertama kali menumbangkan
raksasa dari barisan orang Filistin. Allah sudah sejak lama mengenal
keberanian dalam diri Daud. Karena itulah, Allah memercayakan tampuk
pemerintahan yang baru ke tangan seorang muda yang dulunya hanya
penggembala ini. Tapi keberanian dan sepak terjangnya dalam dunia
pergerakan, membuktikan bahwa Daud bukanlah orang muda sembarangan.
Paulus juga orang muda yang radikal. Dialah orang
muda yang mengembara dengan visi memperluas kerajaan Allah sampai Asia
kecil. Lewat pelayanannya, banyak orang mengenal Kristus. Bukan hanya
itu, lewat kehidupannya juga dihasilkan banyak pemimpin muda baru
yang radikal dan berani hidup menderita demi visi Allah dalam
hidupnya. Timotius, Titus, Filemon, dan masih banyak yang lainnya;
semuanya lahir lewat tangan dingin seorang Paulus. Mereka menjadi
orang-orang muda yang terlatih dalam menghadapi masa sulit pelayanan,
dan tampil sebagai orang muda yang dapat diandalkan dalam urusan
pelayanan yang sulit sekalipun.
Masih banyak lagi orang muda yang Tuhan panggil dan
percayakan tanggung jawab yang sulit. Ini semua menunjukkan bahwa di
mata Tuhan, orang muda termasuk orang yang bisa diandalkan dan
dipercayai menangani masalah pelik sebuah bangsa.
PARADIGMA SALAH TENTANG ANAK MUDA
Ironisnya,
gereja dewasa ini sangat jarang memercayai anak muda untuk menangani
masalah pelik yang ada. Biasanya anak muda hanya dipercayai dalam
urusan kegiatan berjangka pendek sementara untuk urusan memikirkan
bagaimana gereja ke depannya, anak muda hampir tidak pernah
dilibatkan. Ada beberapa paradigma salah tentang anak muda yang sering
berkembang di dalam gereja, antara lain sebagai berikut.
- Roh Goliat (1 Samuel 17:42)
-
Orang muda belum bisa dipercaya dalam banyak hal.
Roh Goliat adalah roh yang meremehkan orang muda.
Ketika Goliat melihat Daud, dia menghina Daud karena ia masih muda.
Bahasa Inggris malah menegaskan lebih lagi. "For he was only a youth"
(King James Version). Artinya, Goliat menertawakan Daud habis-habisan
hanya karena ia seorang muda.
Meskipun Goliat sudah ditumbangkan, namun roh yang
meremehkan dan menganggap anak muda tidak bisa dipercayakan urusan
pelayanan yang pelik masih berkembang biak dalam diri banyak orang.
Alasan kemudaan, sehingga masih sedikit makan asam garam pelayanan,
membuat banyak pemimpin lebih memilih untuk memercayakan pelayanan
pada orang yang sudah berkompeten.
Pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Karena
ketidakmampuan pemimpin untuk memercayai anak muda membuat pemimpin
tidak bisa melihat potensi besar dalam diri anak muda Kristen. Memang
ini proses yang panjang, tapi tanggung jawab terbesar seorang pemimpin
adalah memberdayakan anak muda (yang merupakan jumlah sangat besar
dalam gereja) sehingga mereka dapat muncul dan layak dipercaya dalam
banyak hal.
ORANG MUDA: HAMBA PERGERAKAN MASA DEPAN
Potensi yang orang muda miliki janganlah
sampai dibatasi hanya sebatas urusan keagamawian semata. Orang muda
dipanggil bukan hanya untuk melayani dalam batas mimbar gereja atau
dibatasi oleh dinding denominasi gereja. Namun, panggilan orang muda
adalah menggarami dan menerangi masyarakat. Karena itulah, orang muda
bukan hanya hamba pergerakan bagi gereja. Tapi orang muda punya
panggilan yang lebih dari itu yaitu menjadi hamba bagi masyarakat dan
orang yang belum percaya. Tuhan tidak pernah menganggap remeh potensi
dan kekuatan seorang muda sekalipun minus pengalaman pelayanan. Karena
itulah, jika gereja rindu ada sebuah perubahan besar-besaran dalam
masyarakat, gereja terlebih dahulu harus mengadakan perubahan dalam
cara pandangnya terhadap orang muda.
Bagi
orang muda sendiri, janganlah pernah jadikan alasan kemudaan,
kurangnya pengalaman pelayanan, atau apa pun juga sebagai penghambat
hidup dalam panggilan Tuhan. Karena Tuhan tidak terlalu membutuhkan
orang yang sudah berpengalaman. Tapi yang Tuhan butuhkan adalah
orang-orang muda yang berani hidup dalam visi, berani melaksanakan
tanggung jawab yang sulit, berani menghidupi panggilan, dan bersegera
untuk menjadi penjawab masalah pelik yang ada di masyarakat. Orang
muda adalah potensi besar yang belum diolah dengan optimal dan
maksimal. Karena itulah, gereja punya PR panjang untuk memberdayakan
umat, yang di dalamnya juga termasuk orang muda, sehingga umat tidak
menjadi orang-orang yang pasif atau hanya menunggu, namun mampu
merespons suara Allah dalam hidupnya, dan mampu mengambil tindakan
nyata dalam menghidupi visinya.
Bagi orang muda di mana pun berada, ingatlah
pesan Paulus kepada rekan muda kita Timotius. Janganlah pernah ada
seorang pun juga yang menganggap kita rendah hanya karena kita muda.
Marilah kita persembahkan masa muda kita untuk urusan kerajaan Allah.
Untuk menjadi penjawab masalah masyarakat yang ada. Untuk menjadi
orang- orang di garis depan dalam membuka pelayanan-pelayanan baru
yang lebih membumi dan lebih menjawab kebutuhan.
0 komentar:
Posting Komentar